Jan Pieterszoon Coen
Makam JP Coen, yang sekarang menjadi bagian Museum Wayang Jakarta.
Terdapat 2 versi yang berbeda mengenai penyebab kematian Coen. Menurut versi Belanda , Coen meninggal Karena Kolera yang kini lebih dikenal dengan muntaber (muntah berak), sedangkan versi lainnya meyakini bahwa kematian Coen akibat serangan bala tentara Mataram.
Sumber www.wikipedia.com
Ratu Wilhelmina
Ia adalah anak satu-satunya dari Raja Willhelmina dan istri keduanya,Ratu Emma dari Waldeck dan Pyrmont. Masa anak-anaknya ditandai dengan hubungan yang sangat dekat dengan orangtuanya, khususnya dengan sang ayah yang telah berusia 63 tahun saat Wilhelmina lahir.
Karena Raja William sudah memiliki 3 putra dari istri pertama,Ratu Sophie, saat Wilhelmina dilahirkan, hanya ada peluang kecil baginya untuk mewarisi tahta. Namun, William kehilangan semua putranya ( putra terakhir meninggal saat Wilhelmina berusia 6 tahun ).
Raja Willem III wafat pada tanggal 23 November 1890 dan meskipun Wilhelmina seketika menjadi Ratu Belanda, ibunya, Emma, ditunjuk sebagai wali sampai usia Wilhelmina mencapai 18 tahun.
Pada tahun 1901, ia menikah dengan Hendrik, Pangeran dari Mecklenburg-Schwerin. Walaupun perkawinan itu dikatakan tidak berlandaskan cinta, Wilhelmina sebenarnya sangat menyayangi Hendrik, dan tampaknya perasaan Hendrik pun sama. Kenyataannya Hendrik tidak berbahagia dengan perannya sebagai pasangan ratu dan menyatakan, hal ini sangat membosankan, apalagi ia hanya dianggap "dekorasi" dan selalu berjalan di belakang istrinya. Ia juga tidak punya kekuasaan di Belanda.
Ratu Wilhelmina beberapa kali mengalami keguguran. Namun kelahiran anak satu-satunya,Juliana pada tanggal 30 April 1909 , menjadi obat penawar setelah perkawinan 8 tahun tanpa anak.
Masa Kekuasaan
Bersikap taktis dan hati-hati dalam masa kekuasaan - di luar dugaan dan harapan rakyat dan para anggota DPR - Wilhelmina menjadi pribadi yang sangat kuat. Kualitas ini tercermin dalam masa awal kekuasaannya di usia 20 tahun, Ratu Wilhelmina memerintahkan angkatan perang menujuAfrika Selatan untuk membantu Paul Kruger , presiden dari wilayah Trasvaal. Untuk itu, Wilhelmina memperoleh pengakuan internasional.
Wilhelmina menunjukkan sikap tidak senang terhadap Kerajaan Britania, yang menganeksasi Republik Transvaal dan Orange Free State dalam Perang Boer. Kaum Boer adalah keturunan Belanda pertama dimana Wilhelmina merasa sangat dekat dengan mereka.
Ratu Wilhelmina juga dikenal mahir dalam mengelola bisnis dan investasi, membuat dia sebagai salah satu wanita terkaya di dunia. Investasinya merambah Amerika Serikat dan sampai ke sumur minyak di wilayah Hindia Belanda.
Perang Dunia I
Meskipun Belanda bersikap netral dalam Perang Dunia I, investasi Jerman yang besar di Belanda, ditambah dengan hubungan perdagangan yang erat, memaksa Inggris memblokade pelabuhan-pelabuhan Belanda untuk melemahkan Jerman.
Dalam perang, Wilhelmina menjadi "Ratu-Pengawal." Ia selalu waspada terhadap serangan Jerman, khusunya di awal perang. Namun ancaman terhadap kedaulatan muncul dari Inggris dan AS yang memblokade kapal dagang dan kargo - untuk memutus upaya perang pihak Jerman. Hal ini menyulut ketegangan antara Belanda dan kekuatan Sekutu.
Kerusuhan sipil, disulut oleh Revolusi Bolshevik Rusia tahun 1917, mencekam Belanda setelah perang. Seorang pemimpin sosialis, yang bernama Troelstra mencoba merebut kekuasaan Ratu dan pemerintah. Ketimbang revolusi, Troelstra ingin mengontrol Tweede kamer , badan legislatif Belanda, dan berharap meraihnya lewat Pemilu yang diyakini akan didukung oleh kaum pekerja. Namun popularitas sang ratu muda membantu kepercayaan diri pemerintahan. Wilhelmina menggalang dukungan massa dengan menunggang kuda bersama putrinya di kereta terbuka. Rupanya revolusi ini tidak berhasil.
Perang Dunia II
Pada tanggal 10 Mei 1940,Nazi Jerman menyerbu Belanda. Wilhelmina dan keluarganya mengungsi ke Inggris 3 hari kemudian. Sebenarnya Wilhelmina mau tinggal di Belanda. Ia merencanakan untuk pergi ke Zeeland bersama pasukannya untuk mengatur koordinasi serangan dari kota Breskens sambil menanti bantuan - yang diperkirakan sama seperti dialami oleh Raja Albert I dari Belgia selama Perang Dunia I. Ia naik kapal Inggris di Den Haag yang akan membawa dia kesana. Namun saat ratu berada di kapal, kapten kapal meyatakan dia dilarang mengontak pantai wilayah Belanda karena Zeeland sedang diserang oleh AU Jerman (Luftwaffe) dan terlalu berbahaya untuk kembali. Wilhelmina memutuskan pergi ke Inggris dimana ia memimpin pemerintahan dalam pengasingan.
Seusai perang, Ratu Wilhelmina memutuskan untuk tidak tinggal di istana namun pindah ke sebuah rumah di Den Haag selama 8 bulan dan mengunjungi seluruh pelosok negeri untuk memotivasi rakyat Belanda. Kadang-kadang ratu menggunakan sepeda.
Masa-Masa Akhir Kekuasaan
Pada tanggal 4 September 1948, Wilhelmina menyerahkan tampuk kekuasaan kepada anaknya, Putri Juliana.
Ia juga menulis otobiografi yang berjudul: Eenzaam, maar niet alleen (Kesepian tetapi bukan Kesendirian).
Ratu Wilhelmina wafat pada tanggal 28 November 1962 dan dimakamkan di Nieuwe Kerk di kota Delft, pada tanggal 8 Desember 1962.
Sumber www.wikipedia.comRatu Juliana
Ratu Juliana Louise Marie Wilhelmina van Oranje-Nassau (lahir di Den Haag,30 April 1909 – meninggal di Baar,20 Maret 2004 pada umur 94 tahun) adalah Ratu Kerajaan Belanda dari 6 Septembar 1948, sampai tanggal 30 April 1980, ulang tahun beliau yang ke-71, ketika putrinya Ratu Beatrix naik takhta.
Juliana menikah dengan Bernhard zur Lippe Biesterfeld, seorang bangsawan Jerman, pada tanggal 7 Januari 1937 dan mendapatkan empat anak Beatrix (1938), Irene (1939), Margriet (1943), dan Marijke (1947) yang namanya kemudian diganti menjadi Christina.
Ratu Juliana naik takhta menggantikan ibunya,Wilhelmina, antara tahun 1947 – 1948. Pada 27 Desember 1949 , ialah yang secara resmi menyerahkan kedaulatan Hindia Belanda kepada ketua delegasi Indonesia,M.Hatta, dalam pertemuan di Istana Dam, Amsterdam.
Rakyat Belanda menyukainya karena ia tidak terlalu menjunjung formalitas. Putrinya, Beatrix, malah dikenal lebih formal, seperti ayahnya, Pangeran Bernhard.
Ratu Juliana pernah ke Indonesia pada tahun 1972 sambil membawa "oleh-oleh", antara lain naskah Manuskrip kakawin Nagarakretagama. Naskah lontar ini berasal dari Lombok dan sampai ke Belanda karena dijarah oleh KNIL pada tahun 1894, sewaktu tentara Belanda menaklukkan Lombok.
Meski telah mengundurkan diri dari Politik sejak tahun 1980, ia masih aktif di bidang Sosial sampai tahun 1995.
Kehidupan Awal
Juliana dilahirkan di Den Haag, anak dari Pangeran Hendrik,Duke dari Macklenburg-Schwerin dan Ratu wilhelmina dari belanda. Juliana menghabiskan masa kecilnya di Istana Het Loo di Apeldoorn, dan di Istana Noordeinde serta Istana Huis ten Bosch di Den Haag. Sebuah sekolah kecil dibangun di Istana Noordeinde atas saran pengajar Jan Lightart sehingga, ketika berumur enam tahun, sang Putri bisa mendapatkan edukasi utamanya bersama dengan teman sebayanya. Teman sebayanya ialah Baroness Elise Bentinck, Baroness Elisabeth van Hardenbroek dan Jonkvrouw Miek de Jonge.
Seperti yang tercantum di konstitusi Belanda kalau dia harus siap meneruskan tahta di umur 18, pendidikan Putri Juliana berlangsung lebih cepat dari kebanyakan anak lainnya. Setelah 5 tahun pendidikan dasar, sang Putri mendapatkan pendidikan lanjutannya (hingga tingkat pra- Universitas) oleh tutor privat. Pada 30 April 1927, Putri Juliana merayakan ulangtahunnya yang ke delapanbelas. Dibawah konstitusi, dia secara resmi telah sampai pada umur yang cukup dan diasumsikan sudah bisa menerima hak preogratif kerajaan, jika dibutuhkan. Dua hari kemudian ibunya menempatkan dia di “Raad van State” (“Dewan Negara”). Seorang wanita yang pendiam, pemalu dan masih muda yang mana ibunya yang religius berat melarangnya untuk menggunakan make-up, Juliana tidak cocok dengan imej seorang Putri Kerajaan. Dia akan, tanpa terkecuali, dicintai nyaris semua rakyat Belanda.
Di tahun yang sama, sang Putri masuk sebagai murid di Universitas Laiden. Di tahun pertamanya masuk universitas, dia menghadiri kuliah di Sosiologi, jurisprudensi , Ekonomi ,Sejarah Agama , sejarah parlementer dan hukum konstitusional. Di tengah masa pendidikannya dia juga masuk kelas tentang budaya Suriname dan Antillen Belanda,Piagam kerajaan belanda , hukum internasional,bidang internasional , sejarah, dan hukum Eropa. Dia juga diajar privat oleh C. Snouck hurgronje dalam agama Islam yang diamalkan oleh kebanyakan orang di Koloni Belanda.
ejalan dengan berlalunya waktu, Ratu Wilhemia mulai mencari suami yang cocok untuk putrinya. Ini lumayan sulit untuk seorang Pangeran yang Protestan untuk cocok dengan standar Kerajaan Belanda yang ketat. Putri dari Britania Raya dan Swedia telah memberi calon tetapi ditolak oleh sang Putri. Setelah bertemu yang mulia Pangeran Bernard dari Lippe Bietersfeld pada Olimpiade Musim Dingin 1936 di Bavaria, Pertunangan kerajaan Putri Juliana diatur oleh ibunya. Pangeran Bernhard adalah seorang pebisnis yang baik dan biarpun bukanlah playboy, merupakan “orang kota” yang gaya hidupnya mencengangkan. Putri Juliana jatuh cinta berat dengan tunangannya, cinta yang bertahan seumur hidup dan tak terpisahkan selama peperangan dengan banyaknya skandal diluar nikah dan anak sang Pangeran yang diketahui publik. Di dokumen yang legal yang menyatakan apa yang harus Pangeran Jerman boleh dan tidak boleh dilakukan, dan jumlah uang yang dia bisa harapkan dari kekayaan besar Keluarga Kerajaan Belanda, sang Ratu Wilhemmia tidak ada lagi kesempatan. Dokumen tersebut ditandatangani dan pertunangan pasangan tersebut diumumkan pada 8 September 1936.
Pengumuman pernikahan memisahkan negara itu karena ada yang tidak percaya akan kepemimpinan Adolf Hitler. Setelah pernikahan, pada 24 November 1936, Pangeran Bernhard diberikan kewarganegaraan Belanda dan mengganti pengejaan namanya dari Jerman ke Belanda. Mereka menikah di Den Haag pada 7 Januari 1937, tanggal dimana kakek dan nenek Juliana,Raja Willem III dan Ratu Emma, menikah 58 tahun sebelumnya. Upacara sipilnya diadakan di Balaikota The Hague dan pemberkatannya di Gereja Agung (St. Jacobskerek), juga di The Hague. Pasangan muda ini kemudian membeli rumah di Istana Soestdijk,Baarn.